Zaman dulu, setiap desa memiliki setidaknya satu rumah adat Salaso Jatuh Kembar. Tapi saat ini, musyawarah yang tidak lagi menjadi acara rakyat kerap digelar di rumah warga sedangkan semua hal yang menyangkut keagamaan dimusyawarahkan di masjid setempat. Adapun beberapa ciri-ciri rumah adat Salaso Jatuh Kembar, salah satunya adalah bangunan selasar yang lebih rendah dibandingkan dengan ruang tengah.

Adapun keunikan rumah ini ada pada penyangga yang tidak menggunakan tiang, sementara atap yang dipakai berfungsi untuk menghalangi sinar matahari dan air hujan, supaya tidak langsung mengenai ruang bagian depan.

Rumah ini juga termasuk dalam kelompok rumah panggung. Panggung pada rumah ini memiliki satu koma lima meter dari permukaan tanah. Dan luasnya bukan rumah ini tergantung pada kebutuhan dan keinginan si pemilik.

Keris Bengkulu sekilas mirip pisau, tapi nggak terlalu panjang dan sedikit melengkung. Ukurannya biasanya cuma thirteen ruas jari doang, lho. Dulu senjata ini dipakai para kepala adat dan hulu balangnya saat perang.

Sistem pemanenan padi sudah mulai menggunakan alat-alat contemporary yang lebih canggih. Meski demikian, alat ini masih sering tampak di daerah pedesaan.

Itulah tadi beberapa hal tentang rumah adat Jawa Barat yang ternyata memiliki filosofi yang cukup dalam. Apabila Anda berkunjung ke sana, masih banyak rumah adat yang bisa disambangi.

Pakaian adat ini sering dipadukan dengan kaos warna putih di dalamnya. Sedangkan untuk penutup kepalanya memakai ikat logen dan sandal dari kayu atau biasa disebut tarumpah.

Alat tradisional ini memang menyerupai cangkul, namun berukuran mini yang bisa digenggam serta dioperasikan dengan mudah menggunakan tangan. Congkrang ini termasuk dalam peralatan pertanian dan perkebunan.

Nah, kalau senjata yang satu ini tentu udah nggak asing lagi, terutama bagi yang check here gemar menabung uang kertas pecahan Rp one.000. Karena sosok pahlawan Maluku, Thomas Matulessy di uang kertas ini membawa parang yang melambangkan perlawanan rakyat Maluku terhadap para penjajah. Bentuk pisau Parang semakin melebar ke bagian ujung. Sementara pangkalnya dekat gagang lebih kecil.

Sebagian besar daerah Jawa Barat yang memiliki curah hujan cukup tinggi membuat desain rumah adat ini dirasa kurang efektif. Meski begitu, masih banyak daerah yang mempertahankan desain rumah perahu tengkurep ini seperti daerah ciamis meski hanya beberapa rumah saja.

Dilansir dari berbagai sumber di Net, senjata tradisional masih menjadi salah satu unsur budaya paling unik di Pulau Jawa. Hal ini terjadi karena profesi pandai besi dianggap sebagai pekerjaan penuh prestis di wilayah ini. Dalam budaya Jawa, profesi pandai besi begitu dihormati karena banyaknya persiapan dan ritual yang harus mereka lalui sebelum satu senjata dibuat. Misalnya saja, seorang pandai besi akan berpuasa dan bermeditasi guna mencapai kesempuraan dalam karya mereka. Inilah yang kemudian juga menjadi alasan mengapa senjata tradisional dapat bertahan untuk waktu yang lama.

Namun, tidak bisa dimungkiri faktor geografis bukan sebagai faktor tunggal. Ada beberapa pandangan lain tentang pengaruh geografis terhadap kebudayaan masyarakat, di antaranya pandangan determinisme lingkungan dan posibilisme. Pertama, determinisme lingkungan menyatakan bahwa lingkungan secara mekanis menentukan terbentuknya suatu budaya. Dalam pandangan ini, diyakini bahwa lingkungan dan kehidupan di dalamnya tetap ada dan tidak berubah. Berdasarkan hal itu, lingkungan menjadi faktor tunggal yang menentukan suatu kebudayaan.

Sumber daya alam mungkin bisa diperbaharui, tapi nilai-nilai budaya yang hilang justru akan mengancam masa depan dan jati diri bangsa Indonesia.

Biasanya pakaian adat ini dipakai oleh rakyat biasa. Model jahitan dan tampilannya pun sangat sederhana.